Pages

HUMOR

MENDENGARKAN CERITA JENAKA


Humor yang dikemas dalam bentuk cerita

Humor dalam beberapa kasus tak berbeda dengan karya satra. Cerita lucu dibuat bukan sekedar menyuguhkan lelucon, tetapi ada pesan tentang hidup ini yang akan disampaikan. Cerita lucu juga mempunyai tema dan topic. Ada cerita lucu yang demikian khas sehingga hanya sekelompok orang saja yang dapat memahami persoalannya. Misalnya ada humor khas para kiai, ada humor khas para ilmuan, tetapi banyak humor yang bersifat umum bahkan yang bersifat universal. Cerita lucu ini bersifat untuk memberi warna lain dalam kehidupan remaja SMK sebagai obat stress. Cerita lucu juga merupakan kekayaan intelektual yang bisa dipakai untuk memperlancar komunikasi dalam pergaulan. Kalau ada siswa yang punya banyak cerita lucu yang bermutu pasti banyak teman menyukainya. Kita simak dua cerita lucu ini, yang satu bersifat universal dan yang satu lagi cerita local.

Cerita Pertama:

Belajar dari Sebuah Lelucon

Thimas Paine, seorang negarawan amerika pernah mengatakan: “Dipuji dan ditertawakan bedanya setipis kulit bawang. Satu langkah di atas pujian sudah membuatnya jadi bahan tertawaan. Begitu pula satu langkah setelah ditertawakan dapat membuatnya memperoleh pujian lagi.”
Memang kisah jenaka antara Holmes dan asisten setianya Watson di bawah ini bukan sekedar lelucon. Moral ceritanya justru mau menunjukkan apa yang dimaksudkan oleh negarawan AS itu.

Cerita Jenaka

Suatu sore Ilmuan Holmes dan asisten setianya Watson sedang berkemah di tengah ekspedisinya di barat Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan makan malamnya, Kedua orang ini lantas tidur nyenyak dalam tendanya. Tengah malam tiba-tiba Holmes membangunkan sang asisten, “Watson, bengun! Coba katakana apa yang kau lihat?”. Sambil mengucek-ngucek mata Watson lantas melihat ke atas langit malam.
“Aku melihat bermiliar-miliar bintang.”
“Lantas apa arti semua itu?”, sergah Holmes.
“Miliaran bintang itu pertanda adanya potensi terbentuknya jutaan planet”, jawab Watson.
“Namun kalau berdasarkakn posisi bulan, saat ini mendekati posisi pukul lima subuh”.
“Apa lagi!”, desak sang Bos.
“Akh, aku masih ngantuk dan capek. Kalau menurut Bos sendiri, apa arti semua itu?”. Yang ditanya diam sejenak. Lalu menjawab, “Watson sayang! Artinya ada maling yang mencuri tenda kita!”
Memang terkadang dalam hidup ini kita juga mengalami seperti Watson.

Cerita Kedua:

Terima Kasi untuk Tentara

Ada seseorang petani dari Kabupaten Pidie menulis surat kepada anaknya di penjara Nusakambangan karena dituduh terlibat GAM. Bunyinya, “Hasan, Bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung dan kamu dipenjara pula, siapa yang mau membantu Bapak mencangkul kebun jagung ini?”. Anaknya membalas beberapa minggu kemudian, “Demi Allah jangan dicangkul kebun itu, saya mananam senjata di sana”. Besoknya, setelah si bapak menerima surat, datang satu peleton tentara dari Banda Aceh. Tanpa banyak bicara, mereka segera ke kebun jagung dan sibuk seharian mencangkul tanah tersebut. Setelah meraka pergi, kembali si bapak menulis surat kepada anaknya, “Hasan, setelah Bapak terima suratmu datang satu peleton tentara mencari senjata di kebun jaugung tanpa hasil. Apa yang harus Bapak lakukan sekarang?”. Si anak kembali membalas surat tersebut, “Sekarang Bapak mulai saja menanam jagung, kan sudah dicangkul oleh tentara, dan jangan lupa mengucapkan terimakasih pada mereka”.

1 komentar:

  1. Woo... tentara.nya baik hati banget...
    akakakakakakak....

    coba kalo semua tentara membantu petani di negeri ini..
    pasti INDONESIA akan kaya raya dengan hasil bumi.nya...

    tapi...
    beginilah kenyataannya...

    petani tak dapat subsidi pupuk...

    BalasHapus