Pages

IHTISAR HADITS SHAHIH MUSLIM

PRAKATA
Alhambdulillah, Wash sholaatu was salaamu ‘alaa rasuulillah wa’alaa aalihi wa sohbihi wa man tabi’a hudaah.
Amma ba’du,
Alqur’an dan alhadits adalah dua pusaka Islam yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Yang satu adalah Kalam Allah sedangkan yang lain adalah Sabda Rasulullah, yang satu sama lain saling melengkapi. Apa-apa yang belum jelas di dalam alqur’an, dijelaskan dalam alhadits. Jumlah hadits yang berhasil dikumpulkan oleh para ahli hadits sangat banyak sekali, sampai puluhan bahkan ratusan ribu hadits. Tetapi tidak semua hadits benar-benar berasal dari Rasulullah shallallahu alaihi wa salam. Ada sebagian hadits sengaja dibuat oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab dengan maksud-maksud tertentu. Tetapi, alhamdulillah, berkat usaha keras dari tokoh ahli hadits yang sholeh, hadits-hadits yang asli dan yang palsu akhirnya bisa dibedakan dan kemudian dipisahkan.
Diantara para tokoh ahli hadits yang paling besar jasanya dalam memilah-milah hadits asli dan hadits palsu tersebut adalah IMAM BUKHARI dan IMAM MUSLIM, dimana kitab kumpulan hadits yang disusun oleh keduanya disepakati oleh seluruh ulama’ Islam sebagai dua kitab hadits yang paling shahih, yang kemudian menjadi pegangan para ulama’ ahli sunnah wal jama’ah dalam menetapkan hukum-hukum Islam.
Kedua kitab hadits shahih tersebut aslinya berbahasa arab dan lagi sangat tebal, sehingga bagi saudara-saudara kami yang kurang memahami Bahasa Arab akan merasa sulit menggali isinya, padahal hadits sebagaimana juga alqur’an adalah pusaka yang sangat penting diketahui, dipahami dan diamalkan oleh seluruh umat Islam, sesuai dengan sabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam yang maksudnya:
AKU TINGGALKAN BAGI KAMU DUA PUSAKA YANG BILA KAMU BERPEGANG TEGUH PADA KEDUANYA, NISCYA KAMU TIDAK AKAN TERSESAT SELAMANYA, YAITU ALQUR’AN DAN ALSUNNAH (ALHADITS).
Karena itulah, kami mencoba menerjemahkan hadits-hadits dari kitab Shahih Muslim, dengan maksud membantu saudara-saudara kami, supaya dapat memetik mutiara-mutiara yang terkandung dalam hadits tersebut, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan dan penghidupan sehari-hari.
Dalam penerjemahan ini, kami sengaja tidak mencantumkan nama-nama perawi (yang meriwayatkan hadits) secara lengkap, tetapi langsung kepada narasumber pertama saja, yaitu sahabat. Dan juga hadits-hadits yang kami terjemahkan, sengaja dipilih hadits-hadits yang erat kaitannya dengan bidang ibadat dan mu’amalat saja, dan sejauh mungkin, kami hindari pengulangan hadits-hadits yang sama atau yang maksudnya sama sekalipun kalimatnya berbeda.
Demikianlah, semoga hasil terjemahan ini benar-benar sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh baginda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, dan menjadi pedoman dan penolong bagi penulisnya dan pembacanya semua.
Washallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihi wa shohbihi wa sallam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar